Hubung
singkat pada saluran transmisi dan distribusi adalah suatu keadaan dimana
terjadi pertemuan antara fasa dengan fasa atau fasa dengan tanah tanpa melalui
tahanan guna. Tahanan guna di sini adalah tahanan yang sengaja dipasang
(resistansi, Impedansi, capasitansi) untuk mendapatkan guna (faedah) dari
pemasangannya. Tahanan guna meliputi seluruh peralatan-peralatan yang
memerlukan listrik dalam pemanfaatannya.
Gangguan
hubung singkat dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
·
Gangguan Hubung singkat simetris
·
Gangguan hubung singkat tidak simetris
Gangguan
hubung singkat simetris didefenisikan sebagai gangguan yang melibatkan ketiga
fasa, sehingga tidak mempengaruhi keseimbangan dari phasor arus dan tegangan.
Sedangkan gangguan tidak simetris merupakan gangguan yang melibatkan sebagian
dari fasa, baik itu satu fasa ke tanah, dua fasa antar saluran, maupun dua fasa
ke tanah.
Saat
gangguan terjadi, arus yang mengalir pada saluran transmisi yang menuju pusat
gangguan sangat besar, sehingga akan mempengaruhi kestabilan dari keseluruhan
system, untuk itu perlatan proteksi diharapkan mampu mendeteksi dan kemudian
mengisolasi rangkaian yang mengalami gangguan terhadap rangkaian yang masih
normal, karenanya diperlukan suatu analisis terhadap parameter-parameter yang
berlaku pada system tenaga listrik jika gangguan hubung singkat tersebut
terjadi.
Tujuan utama
dari analisa tersebut adalah untuk memprediksi arus gangguan terbesar yang
dapat terjadi sehingga dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan
kapasitas Circuit breaker yang akan digunakan, serta prediksi arus hubung
singkat terkecil yang akan digunakan sebagai acuan dalam menerapkan settingan
relay proteksi.
Pada system
yang terdiri dari beberapa bus, perhitungan arus gangguan dapat dilakukan
dengan cara manual, tapi jika system terdiri dari banyak bus, maka perhitungan
dengan cara manual sulit dilakukan dan dikhawatirkan dapat terjadi kesalahan
dalam perhitungannya.
Gangguan
3 fasa, kemungkinan terjadinya adalah dari sebab putusnya
salah satu kawat fasa yang letaknya paling atas pada transmisi/ distribusi
dengan konfigurasi kawat antar fasanya disusun secara vertikal. Kemungkinan
terjadinya memang sangat kecil, tetapi dalam analisanya tetap harus
diperhitungkan.
Kemungkinanan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi berayun sewaktu tertiup angin kencang sehingga menyentuh ketiga kawat fasa transmisi atau distribusi.
Kemungkinanan lain adalah akibat pohon yang cukup tinggi berayun sewaktu tertiup angin kencang sehingga menyentuh ketiga kawat fasa transmisi atau distribusi.
Gangguan
2 fasa, kemungkinan terjadinya bisa disebabkan oleh
putusnya kawat fasa tengah pada transmisi/ distribusi dengan konfigurasi
tersusun vertikal.
Kemungkinan lain adalah dari sebab rusaknya isolator di transmisi/ distribusi sekaligu dua fasa. Gangguan seperti ini biasanya menjadi gangguan dua fasa ketanah. Atau bisa juga akibat back flashover antara tiang dan dua kawat fasa sekaligus sewaktu tiang transmisi/ distribusi yang mempunyai tahanan kaki tiang yang tinggi tersambar petir, dan lain-lain.
Kemungkinan lain adalah dari sebab rusaknya isolator di transmisi/ distribusi sekaligu dua fasa. Gangguan seperti ini biasanya menjadi gangguan dua fasa ketanah. Atau bisa juga akibat back flashover antara tiang dan dua kawat fasa sekaligus sewaktu tiang transmisi/ distribusi yang mempunyai tahanan kaki tiang yang tinggi tersambar petir, dan lain-lain.
Gangguan
satu fasa ketanah, kemungkinan terjadinya adalah akibat
back flashover antara tiang ke salah satu kawat fasa transmisi/ distribusi
sesaat setelah tiang tersambar petir yang besar, walaupun tahanan kaki tiangnya
cukup rendah.
Bisa juga gangguan satu fasa ketanah terjadi sewaktu salah satu kawat fasa transmisi/ distribusi tersentuh pohon yamg cukup tinggi, dan lain-lain.
Bisa juga gangguan satu fasa ketanah terjadi sewaktu salah satu kawat fasa transmisi/ distribusi tersentuh pohon yamg cukup tinggi, dan lain-lain.
Sesungguhnya
hampir setiap macam gangguan hubung singkat ( 3 fasa, 2 fasa atau satu fasa
ketanah ) melalui suatu nilai tahanan gangguan yang terbentuk oleh arcing
(RARC). Tetapi dalam analisa hubung singkat selalu perhitungan arus gangguan
hubung singkat dengan menganggap tahanan gangguan = 0 (nol) untuk memudahkan
perhitungan, karena kesulitan untuk menentukan besarnya RARC yang setepatnya. Oleh
sebab itulah dalam penyetelan-penyetelan Relai proteksi atau karakteristik
Relai proteksi yang dibuat oleh suatu fabrik selalu memperhitungkan agar dapat
menampung RARC terbesar yang mungkin terjadi untuk masing-masing macam
gangguan. (Ry)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar